Mabuk

Tahun-tahun pasca 911 adalah tahun yang bisa merepotkan jika Anda adalah seorang minoritas Muslim di sebuah negeri "Barat". Saya pernah merasakannya saat berada di Australia, meski tak secara langsung. Saya pernah melihat orang-orang di sekitar saya mengalaminya.

Istri saya yang berjilbab pernah dipanggil seseorang di dalam train, seperti ini: "Hey, Bin Laden girl, what are you doing here?" Lalu dia ketawa ngakak seperti orang tak waras.

Pernah suatu ketika, kami mau shalat id di sebuah community centre. Pagi-pagi saat kami warga Muslim Indonesia berdatangan ke lokasi shalat id, ada segerombolan anak muda bermobil yang melintasi kawasan itu dengan suara musik sangat keras. Jendela mobil mereka terbuka semua. Saat cukup dekat dengan kami, mereka teriak-teriak dengan bahasa dan nada menghina, termasuk menyebut-nyebut kata "terrorist". Tentu saja hal itu kami abaikan.

Nah siapa mereka? Siapa orang-orang yang mengira bahwa perempuan-perempuan berjilbab itu semuanya adalah pendukung Osama Bin Laden? Siapa yang berteriak-teriak memanggil orang Muslim teroris?

Mereka kemungkinannya adalah: orang yang sedang mabuk habis minum-minum, atau sedang teler karena narkoba, atau (maaf) oknum orang Aborigin yang memang kadang menunjukkan hostility terhadap orang-orang lain karena rasa frustasi sosial.

Tapi sebenarnya kejadian seperti itu sangat sporadis. Paling-paling cuma politisi kurang waras seperti Pauline Hanson yang melakukannya secara persisten.

Selebihnya, orang-orang bisa membedakan dengan cerdas, mana orang minoritas jahat, dan mana mayoritas yang baik.

Karena itu, kemarin saya agak kaget mendengar ada rencana demo solidaritas untuk Muslim Rohingya, yang akan dilakukan di Candi Borobudur. Ini adalah manifestasi cara pikir sesat, bahwa kalau yang jahat pada Muslim di sana adalah tentara beragama Buddha, maka demo harus ditujukan pada semua orang Buddha di manapun, dan dilakukan di simbol Buddhism manapun, seperti Borobudur.

Logika ini plek, mirip banget dengan logikanya politisi busuk seperti Pauline Hanson; sama seperti anak-anak muda mabuk yang memanggil kami teroris; sama seperti si Aborigin frustasi yang memanggil istri saya Bin Laden.

Bedanya, di kita hal semacam ini dilakukan dengan bangga, terorganisir, dan delusif -- seolah pelakunya sedang membela Islam.

Pelakunya tidak mabuk, tapi kelakuannya seperti orang mabuk...

Penulis: Abdul Gaffar Karim                                

0 Response to "Mabuk"

Post a Comment