Tekad Gus Nur Memuliakan Tunarungu
Monday, May 2, 2016
Add Comment
Bagi Muhammad Gus Nur Wahid semua anak tak terkecuali anak berkebutuhaan khusus berhak untuk mendapat pendidikan. Anak tunarungu sebagai anak yang memiliki kekurangsempurnaan fisik pada dasarnya memiliki kesempatan yang sama dengan anak normal termasuk di dalamnya dalam pembelajaran Al-Qur'an.
Perhatianya terhadap anak tunarungu membuat putra dari Abusyairi dan Sarwinah ini melakukan penelitian khusus tentang metode pengajaran iqro bagi para penderita tuna rungu. Penelitian yang ia lakukan awalnya adalah untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan studi Paska Sarjana di STAIN Jurai Siwo Metro.
Dari penelitian tersebut pemuda kelahiran Tanggul Angin ,Punggur Lampung Tengah 5 Mei 1990 ini mulai belajar memperhatikan gerak bibir anak-anak SLB yang tengah melafalkan huruf demi huruf hijaiyah. Butuh waktu berbulan-bulan bagi Gus Nur untuk dapat memahami sekaligus menemukan metode pengajaran iqro bagi anak-anak tuna rungu.
Gus Nur sendiri tumbuh dan besar dalam kehidupan pesantren. Selain menempuh pendidikan formal ia juga menempuh pendidikan non-formal di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Punggur pada tahun 2003-2005, Pondok Pesantren Baitunnur Punggur dari tahun 2008-2014. Besar dalam tradisi pesantren mendorongnya untuk aktif di Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU).
Ketertarikannya terhadap dunia pendidikan ia mulai usai menamatkan studi program sarjana . Setamat sarjana dari STAIN Metro. Gus Nur mencoba mengajar di MI Bahjatul Ulum dan MA Al-Khoirat GUPPI Buyut Udik pada tahun 2012-2014 dan di SMK IT Baitunnur Punggur pada tahun 2013-2015.
Belakangan Gus Nur justru tertarik kepada anak-anak berkebutuhan khususnya yaitu anak tunarungu. Ketertarikan ini dimulai saat ia mendapatkan murid privat belajar Alqur’an yang kebetulan tuna rungu. Sejak itulah ketertarikannya semakin ia perdalam dengan menempuh studi Paska Sarjana dan melakukan penelitian tentang metode pengajaran Iqro bagi anak-anak tuna rungu.
Semangatnya terus meningkat, saat Gus Nur melakukan kunjungan ke Kolej Universiti Islam Selangor (KUIS) Malaysia seorang Profesor dari Universitas Teknologi Malaysia juga mempertanyakan pendidikan agama Islam anak tunarungu di Indonesia.
Kini berkat ketekunanya, Gus Nur berhasil menyelesaikan studinya dan menerbitkan penelitiannya menjadi buku berjudul Pedoman Pembelajaran Iqra untuk Anak Tunarungu. Gus Nur berharap pengetahuanya dapat bermanfaat bagi anak-anak tunarungu.
Penulis : Rinaldi
Perhatianya terhadap anak tunarungu membuat putra dari Abusyairi dan Sarwinah ini melakukan penelitian khusus tentang metode pengajaran iqro bagi para penderita tuna rungu. Penelitian yang ia lakukan awalnya adalah untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan studi Paska Sarjana di STAIN Jurai Siwo Metro.
Dari penelitian tersebut pemuda kelahiran Tanggul Angin ,Punggur Lampung Tengah 5 Mei 1990 ini mulai belajar memperhatikan gerak bibir anak-anak SLB yang tengah melafalkan huruf demi huruf hijaiyah. Butuh waktu berbulan-bulan bagi Gus Nur untuk dapat memahami sekaligus menemukan metode pengajaran iqro bagi anak-anak tuna rungu.
Gus Nur sendiri tumbuh dan besar dalam kehidupan pesantren. Selain menempuh pendidikan formal ia juga menempuh pendidikan non-formal di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Punggur pada tahun 2003-2005, Pondok Pesantren Baitunnur Punggur dari tahun 2008-2014. Besar dalam tradisi pesantren mendorongnya untuk aktif di Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU).
Ketertarikannya terhadap dunia pendidikan ia mulai usai menamatkan studi program sarjana . Setamat sarjana dari STAIN Metro. Gus Nur mencoba mengajar di MI Bahjatul Ulum dan MA Al-Khoirat GUPPI Buyut Udik pada tahun 2012-2014 dan di SMK IT Baitunnur Punggur pada tahun 2013-2015.
Belakangan Gus Nur justru tertarik kepada anak-anak berkebutuhan khususnya yaitu anak tunarungu. Ketertarikan ini dimulai saat ia mendapatkan murid privat belajar Alqur’an yang kebetulan tuna rungu. Sejak itulah ketertarikannya semakin ia perdalam dengan menempuh studi Paska Sarjana dan melakukan penelitian tentang metode pengajaran Iqro bagi anak-anak tuna rungu.
Semangatnya terus meningkat, saat Gus Nur melakukan kunjungan ke Kolej Universiti Islam Selangor (KUIS) Malaysia seorang Profesor dari Universitas Teknologi Malaysia juga mempertanyakan pendidikan agama Islam anak tunarungu di Indonesia.
Kini berkat ketekunanya, Gus Nur berhasil menyelesaikan studinya dan menerbitkan penelitiannya menjadi buku berjudul Pedoman Pembelajaran Iqra untuk Anak Tunarungu. Gus Nur berharap pengetahuanya dapat bermanfaat bagi anak-anak tunarungu.
Penulis : Rinaldi
0 Response to "Tekad Gus Nur Memuliakan Tunarungu"
Post a Comment