Abdullah bin Mas’ud: Sahabat Pembaca Al-Quran
Tuesday, October 3, 2017
Add Comment
Nama
lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib al-Hudzali. Ia putra
Ummu Abd bint Abdu Wuddi bin Suwi dari Bani Zuhroh. Sahabat yang memiliki
postur tubuh kurus, pendek dan berkulit sawo matang ini terkenal sebagai
pribadi yang lembut, cerdas, serta rapi dalam berpakaian dan memiliki aroma
tubuh yang wangi. Suatu saat beliau naik pohon dan kelihatan betisnya, lalu
teman-temannnya tertawa, namun Nabi Muhammad berkata, kedua betisnya itu lebih
berat timbangannya di hari kiamat daripada gunung Uhud.
Abdullah
bin Mas’ud adalah seorang sahabat Muhajirin dari Bani Zahrah, termasuk dalam
sahabat as sabiqunal awwalin, sahabat yang memeluk Islam pada masa awal
didakwahkan. Perawakan tubuhnya pendek dan kurus, tidak seperti umumnya
orang-orang Arab di masanya. Tetapi dalam hal ilmu-ilmu keislaman, khususnya
dalam hal Al Qur’an, ia jauh melampaui para sahabat pada umumnya. Kisah
keislamannya cukup unik, karena ia melihat dan mengalami secara langsung
mu’jizat Rasulullah SAW.
Ketika
masih remaja, Abdullah bin Mas'ud bekerja mengembalakan kambing milik Uqbah bin
Abi Mu'aith, salah seorang tokoh Quraisy yang sangat memusuhi Nabi SAW. Suatu
ketika saat sedang bekerja di suatu padang, dia didatangi oleh Rasulullah
SAW dan Abu Bakar yang sedang kehausan dan meminta susu. Tetapi karena hanya
melaksanakan amanah mengembalakan, Abdullah bin Mas'ud pun tidak bisa memenuhi
permintaan itu. Karena memang sedang kehausan, Rasulullah SAW meminta/meminjam
anak kambing betina yang belum digauli pejantan, yang tentunya tidak mungkin
mengeluarkan air susu.
Ibnu
Mas’ud remaja memenuhi permintaan beliau tersebut. Setelah anak kambing itu
diletakkan di depan Nabi SAW, beliau mengikat dan mengusap susunya dan berdoa
dengan kata-kata yang tidak difahami Ibnu Mas'ud. Sungguh ajaib, kantung
susunya jadi penuh dengan air susu, Abu Bakar datang dengan membawa batu
cekung, dan memerah air susunya, Abu Bakar meminum susu tersebut sampai
kenyang, kemudian memerah lagi dan memberikan kepada Ibnu Mas'ud. Dan terakhir
Abu Bakar memerah lagi untuk Rasulullah SAW. Setelah selesai minum, beliau
berkata, "Mengempislah!!"
Seketika
kantung susu anak kambing itu mengempis kembali seperti semula, dan ia berlari
kembali ke kumpulannya.
Ibnu
Mas'ud sangat takjub melihat pemandangan tersebut, ia mendekati Rasulullah SAW dan
minta diajarkan kata-kata yang diucapkan Nabi SAW tersebut. Maka beliau
menyampaikan tentang risalah Islamiah yang beliau bawa, dan seketika itu
Abdullah bin Mas'ud memeluk Islam. Sosok yang ikut hijrah bersama Rasullullah
saw, baik ketika ke Habasyah maupun ke Madinah ini sangat dekat dengan keluarga
Nabi saw. Beliaulah yang menyiapkan barang-barang pribadi Nabi Saw. ketika
dalam perjalanan, seperti bantal, siwak, sandal dan air untuk bersuci. Bahkan
beliau yang memakaikan sandal Nabi Saw. ketika mau pergi, kemudian berjalan
dibelakang nabi, dan yang mencopotkan sandal Nabi saw. ketika telah sampai,
lalu memasukkan sandal nabi ke lengannya untuk disimpan, dan memberi nabi
tongkat ketika mau memasuki kamarnya. Tak heran jika beliau dijuluki shohibnya
bantal, siwak dan kedua sandalnya nabi. Nabi SAW pernah memandang cukup intens
kepadanya, kemudian bersabda, "Engkau akan menjadi seorang yang
terpelajar..!!"
Tentu
saja Ibnu Mas'ud tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Nabi SAW, apalagi
saat itu ia hanyalah seorang miskin yang mencari upah dengan
menggembala kambing milik orang lain. Tetapi di sela-sela waktu senggangnya, ia
selalu mendatangi majelis pengajaran Nabi SAW yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, sejak sebelum beliau menggunakan rumah Arqam bin Abi Arqam.
Sedikit demi sedikit pengetahuannya makin bertambah, bahkan dengan cepat ia mampu
menghafal dan menguasai wahyu-wahyu, yakni Al Qur’an.
Suatu
ketika Rasullullah SAW ingin ada seseorang yang membacakan Al Qur'an kepada
orang-orang Quraisy karena mereka belum pernah mendengarnya, dan ternyata
Abdullah bin Mas'ud yang mengajukan dirinya. Tetapi Nabi SAW mengkhawatirkan
keselamatannya, beliau ingin orang lain saja, yang mempunyai kerabat kaum
Quraisy, yang bisa memberikan perlindungan jika ia disiksa. Tetapi
Ibnu Mas'ud tetap mengajukan diri, bahkan setengah memaksa, sambil berkata,
"Biarkanlah saya, ya Rasulullah, Allah pasti akan membela saya…!!”
Sungguh
suatu semangat besar yang didorong jiwa muda yang berapi-api, sehingga kurang
mempertimbangkan keselamatan dirinya. Dan tanpa menunggu lagi, ia berjalan ke
majelis pertemuan kaum Quraisy di dekat Ka'bah, dan Nabi SAW membiarkannya.
Sampai di sana, ia berdiri di panggung atau mimbar di mana orang-orang
Quraisy biasanya melantunkan syair-syair mereka, dan mulai membaca ayat-ayat
Qur'an dengan mengeraskan suaranya. Yang dibacanya adalah Surah ar Rahman.
Orang-orang kafir itu memperhatikan dirinya sambil bertanya, "Apa yang
dibaca oleh Ibnu Ummi Abdin itu?"
Saat
itu mereka belum mengetahui kalau Ibnu Mas’ud telah memeluk Islam, jadi mereka
membiarkannya saja untuk beberapa saat lamanya.
Salah
satu dari orang Quraisy itu tiba-tiba berkata, "Sungguh, yang dibacanya
itu adalah apa yang dibaca oleh Muhammad…!!"
Merekapun
bangkit menghampiri, dan memukulinya hingga babak belur. Namun selama dipukuli,
ia tidak segera menghentikan bacaannya sebatas ia masih mampu melantunkannya.
Ketika mereka berhenti memukulinya, ia segera kembali ke tempat Nabi SAW dan
para sahabat berkumpul. Melihat keadaan tubuhnya yang tidak karuan
akibat pukulan-pukulan tersebut, salah seorang sahabat berkata, "Inilah
yang kami khawatirkan akan terjadi pada dirimu!!"
Tetapi
dengan tegar Ibnu Mas'ud berkata, "Sekarang ini tak ada lagi yang lebih
mudah bagiku daripada menghadapi musuh-musuh Allah tersebut. Jika tuan-tuan
menghendaki, esok saya akan mendatangi mereka lagi dan membacakan lagi surah
lainnya…"
Mereka
berkata, "Cukuplah sudah, engkau telah membacakan hal yang tabu atas
mereka…!!"
Nabi
SAW hanya tersenyum melihat perbincangan di antara sahabat-sahabat beliau,
tanpa banyak memberikan komentar apa-apa.
Peristiwa
tersebut menjadi pertanda awal dari apa yang diramalkan oleh Rasulullah SAW, ia
akan menjadi seorang yang terpelajar, yakni dalam bidang Al Qur'an dan ilmu keislaman
lainnya. Sungguh suatu lompatan besar, dari seorang buruh upahan penggembala
kambing, miskin dan terlunta-lunta, tiba-tiba menjadi seseorang yang ilmunya
dibutuhkan banyak orang, khususnya dalam bidang Al Qur'an.
Ia
memang hampir tidak pernah terpisah dengan Rasulullah SAW, pengetahuannya terus
tumbuh dan berkembang dalam bimbingan beliau. Ia mendengar 70 surah Al Qur'an
langsung dari mulut Rasulullah SAW, dan tidak ada sahabat lainnya yang sebanyak
itu mendengar langsung dari Nabi SAW. Ia juga selalu merekam (mengingat)
peristiwa demi peristiwa yang berhubungan dengan surah-surah Al Qur'an. Jika ia
mendengar kabar tentang seseorang yang mengetahui suatu peristiwa yang
berhubungan dengan Al Qur'an, yang ia belum mengetahuinya, segera saja ia
memacu untanya untuk menemui orang tersebut demi melengkapi pemahamannya.
Tentang
kemampuannya di bidang Al Qur'an, Nabi SAW bersabda, "Barang siapa yang
ingin mendengar Al Qur'an tepat seperti ketika diturunkannya, hendaknya ia
mendengar bacaan Al Qur'an Ibnu Ummi Abdin (yakni, Abdullah bin
Mas'ud). Barang siapa ingin membaca Al Qur'an tepat seperti saat diturunkan,
hendaklah ia membaca seperti bacaan Ibnu Ummi
Abdin…" Beliau
juga pernah bersabda, "Berpegang teguhlah kalian kepada ilmu yang
diberikan oleh Ibnu Ummi Abdin…"
Bahkan
tak jarang Nabi SAW memerintahkan Abdullah bin Mas'ud untuk membacakan suatu
surah untuk beliau, dan beliau akan memerintahkannya berhenti setelah beliau
tak dapat menahan tangis karena mendengar bacaannya. Beliau seolah dibawa
"bernostalgia" dengan suasana ketika ayat tersebut diturunkan, karena
bacaannya memang tepat seperti saat ayat-ayat Al Qur’an itu diturunkan.
Secara
penampilan fisik, mungkin Abdullah bin Mas'ud tidak meyakinkan. Perawakan
tubuhnya kurus dan kecil, tidak terlalu tinggi, kedua betisnya kecil dan kempes
sehingga pernah menjadi bahan tertawaan beberapa sahabat. Hal itu terjadi
ketika ia sedang memanjat dan memetik dahan pohon arak untuk digunakan sikat
gigi (siwak) oleh Nabi SAW. Melihat sikap mereka ini, beliau bersabda,
"Tuan-tuan mentertawakan kedua betis Ibnu Mas'ud, padahal di sisi Allah,
timbangan (kebaikan) keduanya lebih berat daripada gunung
Uhud…."
Abdullah
bin Mas'ud tidak pernah tertinggal mengikuti pertempuran bersama Rasulullah
SAW, begitu juga beberapa pertempuran pada masa khalifah Abu Bakar dan Umar.
Semoga Allah SWT merahmati Abdullah bin Mas’ud Ra.
0 Response to "Abdullah bin Mas’ud: Sahabat Pembaca Al-Quran"
Post a Comment