Anas Bin Malik: Sahabat Yang Didoakan Rizkinya
Tuesday, October 3, 2017
Add Comment
Anas bin Malik sejak usia belianya telah mendapat
talqin dua syahadat dari ibunya Al ghumaisho', sejak itu tumbuhlah kecintaan
hatinya yang bersih kepada Rasul saw, bersemangat untuk mendengar langsung
darinya, tidak heran kalau kadang telinga lebih awal merindukan dari pada
penglihatan. Sudah lama anak kecil ini mendambakan bertemu langsung dengan Rasul di Makkah atau di Yatsrib sehinga ia dapat
bahagia dengan pertemuannya.
Tidak berselang waktu yang lama, Yatsrib
dibahagiakan oleh kedatangan Rasulullah dan
sahabatnya As Siddiq yang sudah lama didamba-dambakan. Maka tidak satupun
keluarga dan hati penduduk Madinah yang tidak berbahagia. Saat itu semua pemuda
menyebarkan berita setiap pagi bahwa Rasulullah saw akan tiba di Yatsrib. Anas
bin Malik bersama anak-anak yang lain yang berusaha ingin bertemu dengan Rasulullah,
namun ketika belum berhasil menemuinya ia sedih.
Pada suatu pagi yang indah yang menyebarkan
keharuman, masyarakat berteriak-teriak , bahawa Muhammad dan sahabatnya telah
dekat dari kota Madinah, semua orang berusaha menyambut kedatangan Nabi saw.Begitu
juaga anak-anak, mereka berlomba-lomba ikut menyambut Rasulullah dengan hati
yang diliputi kegembiraan yang meluap-luap dan wajah yang berseri-seri, maka di
antara anak-anak itu adalah Anas bin Malik. Sementara para wanita telah berada di atas rumah mereka, menunggu
dan bersaha melihat wajah Rasulullah saw. hati mereka berkata :" Mana yang
orangnya yang disebut Rasul ? Sungguh hari itu adalah hari yang
bersejarah.Peristiwa ini terus dikenang oleh Anas sampai usianya hampir seratus
tahun.
Belum lama Rasul tinggal di Madinah,
datanglah seorang wanita bernama Al
Ghumaiso' binti Milhan menemui Rasulullah saw bersama putranya Anas bin Malik,
ia berkata :
يا رسول الله .. . لم يبق رجُلٌ ولا امرأةٌ
من الأنصار إلا وقد أتحفك بتُحفَةٍ ، وإني لا أجدُ ما أُتحِفُكَ به غير ابني هذا .
.. فخُذْهُ ، فليخدمك ما شئت . . .
Wahai Rasul, tidak satupun seorang
laki-laki dab perempuab dari Ansor ini, kecuali telah memberi hadiah kepamu,
dan sesungguhnya Aku tidak memiliki apa yang dapat baku berika kepadamu kecuali
anakku ini….maka ambillah anak ini agar dia dapat membantumu kapan anda mau.
Tergugahlah Rasul untuk menrimanya, beliau
mengusap kepalanya dan menyatulkannya dengan keluarganya, Saat itu umur Anas
sepuluh tahun, saat kebahgaiaannya dapat menjadi pembantu Rasul, dan hidup
terus bersama Rasulullah sampai Rasul kembali kepada Allah. Adalah masa
hidupnya menjadi pembantu Rasul selama sepeuluh tahun.Kondisi ini sangat
dimanfaatkan oleh Anas untuk menimba langsung hidayah dari Rasul, memahami
semua sabdanya, mengtahui sifat-sifatnya dan keutamaannya yang tidak dapat
diketahui oleh selainnya.
Anas berkata :"Adalah Rasulullah saw
orang yang paling baik akhlaknya, lapang dadanya, dan banyak kasih
sayangnya.Suatu saat beliau menyuruhku ujntuk suatu keperluan, ketika aku
berangkat aku tidak menuju ke tempat yang Rasul inginkan, namun aku pergi ke
tempat anak-anak-anak yang sedang bermain di pasar ikut bermain bersama mereka.
Ketika aku telah bersama mereka aku merasa ada seseorang berdiri di belakangku
dan menari bajuku, maka aku menoleh, ternyata dia adalah Rasululah dengan senyum
beliau mengurku ::" Ya Unais ( panggilan kesayangan ) ap[akah kamu sudah
pergi ke tempat yang aku perintahkan? Aku gugup menjawabnya : Ya, ya Rasul,
sekarang aku akan berangkat. Demi Allah akau telah menjadi pembantunya sepuluh
tahun, tidak pernah aku mendengar ia menegurku :" Mengapa kamu lakukan ini
dan itu, atau mengapa kamu tidak melakukan ini atau itu ?
Dan Adalah Rasulullah saw jika memanggilnya
selalu memanggilnya dengan panggilan rasa sayang dan memanjakan yaitu dengan
memanggilnya dengan kata unais atau ya bunayya. Begitu juga rasullullaoh banyak
menasihatinya sampai memenuhi hati dan otaknya. Diantara nasihat-nasihatnya
adalah :
( يا بُنيَّ إن قدرت أن تُصبح وتُمسي وليس في
قلبك غش لأحد فافعل . . .
Ya bunayya jika engkau mampu setiap pagi
dan sore hatimu bersih dari perasaan dengki kepada orang lain maka lakukanlah.
يا بُنيَّ إنَّ ذلك من سُنتي ، ومن أحيا
سُنتي فقد أحَبَّني .
ومن أحَبَّني كان معي في الجنة .
Ya bunayya sesungguhnya hal itu adalah
sunnahku, barang siapa menghidupkan sunnahku maka mencintaiku, barangsiapa
mencintaiku akan bersamaku di surga.
يا بُني إذا دخلت على أهلك فسلم يكن بركَةً
عليك وعلى أهل بيتك )
Ya bunayya jika engkau menemui keluargamu
maka berilah salam niscaya akan menjadi keberkahan bagimu dan bagi keluargamu.
Anas bin Malik hidup setelah wafatnya
Rasullullah saw sekitar delapan puluh tahun lebih. Dadanya dipenuhi ilmu yang
langsung diambil dari Rasulullah. Otaknya tumbuh dengan pemahaman kenabian.
Oleh karena itu sepanjang umurnya menjadi rujukan umat Islam, tempat umat
bertanya, setiap menghadapi permasalahan sulit dan tidak diketahui hukumnya.
Suatu saat terjadi perdebatan tentang keberadaan telaga Nabi nanti di hari
qiyamat. Maka mereka bertanya kepada Anas tentang masalah ini. Beliau menjawab
:"Aku tidak mengira hidup dalam kondisi mendapatkan kalian mendiskusikan
tentang telaga. Sungguh aku telah meninggalkan para wanita tua di belakangku, tidaklah di antara mereka sholat kecuali
mereka berdoa agar dapat minum dari telaga nabi tersebut.
Dan seterusnya Anas sepanjang hidupnya
selalu mengenang kehidupan Rasulullah, Adalah Anas selalu riang setiap kali
bertemu dengan Rasulullah, sangat sedih di saat perpisahan, banyak
mengulang-ngulang sabdanya, sangat perhatian mengikuti perkataan-perkataannya
dan uperbuatan-perbuatannya, menyenangi apa yang disenangi dan membenci apa
yang dibenci, dan hari yang paling brkesan baginya karena dua peristiwa : Hari
yang pertama ia bertemu dengan Rasulullah dan hari saat berpisah dengan Beliau.Apabila
terkenang hari yang pertama beliau berbahagia, dan apabila terkenang hari yang
kedua terharu yang membuat orang-orang di sekelilingnya ikut menangis. Beliau
sering berkata :"Sungguh saya melihat Nabi saw pada hari pertama bersama
kita, dan hari pada saat wafatnya, maka tidaklah aku melihat dua hari itu ada
kemiripan. Maka pada hari saat masuk ke Madianah menyinari segal sesuatu. Dan
pada hari hampir wafatnya, Jadilah Madinah kota yang gelap. Terakhir aku
melihat Rasulullah saw pada hari senen ketika tabir di kamarnya di buka, maka
aku melihat wajahnya seperti kertas mushaf, para sahabat saat itu berdiri di
belakang Abu Bakr melihatnya, hampir-hampir mereka bergejolak kalau saja Abu
bakr tidak menenangkan mereka. Pada hari itulah Rasulullah saw wafat, maka
tidaklah kami melihat pemandangan yang sangat mengherankan dari pada melihat wajah
Rasulullah saw harus diuruk dengan tanah.
Adalah Rasulullah saw sering mendoakan Anas bin Malik. Di antara doanya :(
اللهم ارزقه مالاً وولداً ، وبارك له ) Ya Allah berilah razqi kepadanya harta dan
anak, dan berkahilah. Dan sungguh Allah telah mengabulkan doanya, jadilah Anas
orang yang kaya di kalangan Anshor, dan paling banyak keturunannya,
sampai-sampai dia panjang umur dan hidup bersama cucu-cucunya lebih dari
seratus orang. Dan umurnya mencapai seratus tahun lebih. Dan adalah Anas,
sahabat yang sangat mengharapkan syafaat Rasulullah saw. pada hari qiyamat,
sering sekali ia mengatakan :" Aku berharap dapat bertemu Rasulullah pada
hari qiyamat dan mengatakan kepada Rsulullah saw. ya Rasul inilah saya yang
dulu menjadi pembantumu.
Ketika Anas sakit menjelang kematiannya,
dia berkata kepada keluarganya :"Tuntunlah aku untuk membacaa lailaha
Illallah." Begitulah ia mengulang-ngulangnya sampai datang ajalnya. Beliau
pernah berwasiat agar tongkat kecil milik Rasul dikuburkan bersamanya, maka
diletakkan;ah di antara lambungnya. Selamat bagi Anas, yang telah dikaruniai
oleh Allah dengan berbagai macam kebaikan. Total masa hidup Anas bersama Rasulullah
saw selama sepeuluh tahun. Beliau berada di ranking ketiga di dalam
meriwayatkan hadits, setelah Abu Huroiroh dan Abdullah bin Umar. Semoga Allah
membalasnya dan ibunya atas jasanya terhadap islam dan kaum muslimin dengan
sebaik-baik balasan.
0 Response to "Anas Bin Malik: Sahabat Yang Didoakan Rizkinya"
Post a Comment