Mahasiswa: Antara Fashion dan Intelektualitas

Penulis: Wahyu Eko Prasetiyo (Mahasiswa IAIN Metro)



"Sebagian mahasiswa jarang memikirkan tentang karya apa yang akan dibuat. sebagian  Mahasiswa hanya tahunya masuk kelas, mengerjakan tugas, dandan rapi dan cenderung kurang peka terhadap isu-isu sosial."


Fashion atau gaya, merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan setiap manusia, apalagi pemuda. Tanpa terkecuali, mahasiswa juga tidak ketinggalan tentang fashion. Fashion sangat menunjang kepercayaan diri dan sekaligus dapat menggambarkan status sosial seseorang. Fashion pada umumnya bersifat tidak statis, namun bersifat dinamis yang seiring dengan perkembangan zaman.

Kita sering melihat bagaimana seorang mahasiswa berfashion. Tak jarang, seorang mahasiswa  dalam gaya berfashionnya sungguh elit. Katakanlah gaya berfashionnya sangat diperhatikan. Hal itu baik. Namun, fashion mahasiswa yang bagus, harus diimbangi juga dengan keintelektualan yang mendukung.

Sering penulis lihat, mahasiswa yang begitu fhashioneble namun dalam aktivitas perkuliahan kurang begitu baik. Contohnya dia tidak begitu aktif saat diskusi, mahasiswa juga terkadang cenderung jauh dengan kultur membaca dan menulis, dan lebih memilih ngobrol santai di dalam kelas, saat dosen tidak ada, serta hal lain yang menunjukkan dia kurang begitu baik dalam perkuliahan.

Hal seperti ini menurut penulis adalah ketidak seimbangan antara fashion mahasiswa dengan keintelektualannya. Fashion yang begitu diperhatikan, namun kurang ditunjang dengan kemampuan keilmuannya.

Ir. Soekarno pernah mengatakan “beri aku 1000 orang tua, niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya. beri aku 10 pemuda maka akan aku guncang dunia”.  Quote itu sangat memberi arti akan kuatnya seorang pemuda. Bahkan, jumlah 10 pemuda saja lebih berarti dibandingkan 1000 orang tua sekalipun.

pemuda yang diberikan bekal ilmu dan kemampuan intelektual, pasti akan lebih bisa untuk melakukan suatu perubahan yang lebih baik lagi. Mahasiswa contohnya, merupakan kalangan pemuda yang sangat diharapkan bisa untuk menjadi agen perubahan, sebagai tunas-tunas yang nantinya menjadi batang yang lebih kokoh dan lebih baik dari batang yang sebelumnya, yang kini telah lapuk karena berjalannya waktu.

Mahahasiswa, setelah lulus mempunyai peran penting yang kaitannya dengan keberlangsungan sistem dalam suatu Negara. mahasiswa harus sadar tentang hal itu. Sedini mungkin, sebagai mahasiswa seharusnya sudah mulai berfikir tentang kontribusi apa yang akan ia sumbangkan untuk bangsa. Ketika ia lulus dari perguruan tinggi, paling tidak bukan malah menambah angka pengangguran di Indonesia.

Apakah kita selaku mahasiswa termasuk kedalam kategori pemuda yang dapat mengguncangkan dunia? Seperti yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno, Jika kita kurang begitu memperhatikan kecerdasan intelektual selaku mahasiswa.

Mahasiswa yang hanya disibukkan dengan fashionnya, sedangkan membuat makalah yang tugas ringan saja harus copy paste. Apakah seperti itu pemuda yang diharapkan bangsa? Kita perlu untuk bercermin diri, sudahkah pantas kita sebagai pemuda yang disebut mahasiswa? Sebagai “Agent Of Change”. Perubahan seperti apa yang akan mahasiswa buat?

Terkadang, fenomena di kampus sangat kontradiksi dengan fungsi mahasiswa yang sebenarnya. Ada yang apatis terhadap organisasi, ada yang berorganisasi namun jarang masuk kelas untuk mengikuti perkuliahan, ada yang rajin masuk kelas namun begitu malas untuk membaca buku. Membaca buku atau materi hanya karena mau presentasi, hanya karena mau UTS atau UAS, sedangkan waktu-waktu luangnya hanya digunakan untuk main, bersantai, ngobrol, arisan, dan  jarang mengikuti diskusi maupun kegiatan organisasi yang dapat menambah wawasannya.

Mahasiswa, terkadang kurang ada minat untuk membeli buku kecuali ada perintah dari dosen pengampu. Sebagian mahasiswa lebih sering membeli paketan internet, kosmetik, namun begitu jarang untuk membeli buku yang itu sebenarnya dapat mnunjang kecerdasan intelektualnya sebagai mahasiswa.

Wajah yang sering terlihat malas saat berada di dalam kelas, terkadang menjadi hiasan mahasiswa saat belajar. Kalaupun ada tugas, kerap kali mahasiswa dalam mengerjakan tugas hanya hanya asal jadi, untuk memenuhi kewajiban saja, belum sampai ke tarap ingin memahami suatu keilmuan dari tugas tersebut.

Yang perlu untuk mahasiswa pahami, keingin tahuan atas suatu ilmu, itu sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Agar ketika mahasiswa belajar dapat faham dengan baik, tentang apa yang dipelajari, karena didorong dengan rasa penasaran atau rasa keingin tahuan atas ilmu tersebut.

Hendaknya mahasiswa menyadari, bahwa kedudukannya sebagai mahasiswa harus bisa memberikan dampak terhadap kehidupan sosial. Jangan sampai, mahasiswa hanya taunya berpakaian rapi, belajar di kelas sambil bermalas-malasan, mengerjakan tugas, setelah itu istirahat di kamar kost, tanpa ada tindakan yang dapat menambah kecerdasan intelektual atau mengembangkan karya.

Sebagian mahasiswa jarang memikirkan tentang karya apa yang akan dibuat. sebagian  Mahasiswa hanya tahunya masuk kelas, mengerjakan tugas, dandan rapi dan cenderung kurang peka terhadap isu-isu sosial.

Sebagai warga yang hidup di dalam lingkungan ilmiah, mahasiswa seharusnya banyak membaca, menulis, menganalisa keadaan sosial, banyak berkarya, berlomba-lomba dalam mengasah kemampuan intelektual, diskusi, dan perduli terhadap keadaan sekitar.

Dengan begitu, keberadaan mahasiswa statusnya bukan hanya sebagai syuhada pencari ilmu, tetapi juga sebagai kontributor dalam rangka pembangunan kultur yang lebih baik, serta dapat meningkatkan integritas dalam suatu kehidupan sosial.

Mungkin, kebanyakan masyarakat awam tahunya mahasiswa itu berangkat kuliah dengan pakaian yang rapi, wangi, bersih, dengan fashion yang baik. disamping cara berpakaian dan berfashion yang baik seperti yang diterapkan oleh mayoritas mahasiswa, harus di imbangi dengan kecerdasan, dengan semangat perubahan dan semangat berkarya. Jangan sampai, mahasiswanya rapi-rapi, cantik-cantik, namun karena kultur yang kurang baik, sehingga berdampak pada tidak produktifnya mahasiswa dalam berkarya.

Pesan untuk mahasiswa, terus fikirkan tentang hal apa yang bisa saya lakukan, agar Negara ini menjadi lebih baik. Mulai fikirkan, kultur seperti apa yang menunjang kemampuan saya dalam melakukan perubahan. Kemudian fikirkanlah, karya apa yang akan saya buat, sebagai langkah awal dalam berkontribusi untuk melahirkan suatu perubahan yang lebih baik.[]

0 Response to "Mahasiswa: Antara Fashion dan Intelektualitas"

Post a Comment