Iblis: Terjungkal Akibat Alpa Evaluasi Diri
Monday, October 16, 2017
Add Comment
Artinya: 76. iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Dia Engkau ciptakan dari tanah". (As-Shaad: 76)
Anda pasti sudah tahu bahwa―sebelum Adam diciptakan―iblis merupakan makhluk paling taat kepada Allah SWT, hingga menjadi makhluk kesayangan-Nya. Malaikat bahkan menangis tatkala Allah SWT menjadikan iblis sebagai makhluk terlaknat. Al-Ghazali dalam kitab al-Bidayah Wanniyah menyebutkan bahwa ia pernah tinggal di langit ke tujuh karena ibadahnya. Setiap ia ibadah 1000 tahun, maka dinaikkan Allah SWT ke langit selanjutnya.
Pada langit pertama, iblis mendapati julukan al-Abid (ahli ibadah), di langit kedua mendapati julukan az-Zahid¸di langit ketiga al-Arif, di langit keempat al-Wali, di langit kelima at-Taqi, di langit keenam al-Kazin, dan di langit ketujuh diberi nama Azazil. Azazil pernah diangkat Allah SWT menjadi Sayyidul Malaikat (penghulu atau pemimpin malaikat) dan Khozinul Jannah (penjaga kunci surga).
Dalam kitab Sholawatul Kabul Akhbar karangan Syaikh Taftazani bin Basyuni dijelaskan bahwa Allah SWT pernah memberikan mandat yang begitu mulia, yakni penjaga pintu surga selama 40 tahun, hidup bersama malaikat selama 80 ribu, menjadi penasehat malaikat selama 20 ribu, menjadi pemimpin malaikat dalam waktu 30 ribu tahun. Iblis juga melakukan thowaf mengelilingi Arasy bersama malaikat selama 14 ribu tahun.
Sayangnya iblis lupa diri akibat posisi-posisi strategis yang pernah ia laksanakan. Ketika Allah SWT telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih daripadanya. Engkau jadikan aku dari api dan Engkau jadikan Adam dari tanah." Lalu Allah SWT berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang Aku kehendaki."
Oleh sebab iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam karena dadanya diselimuti kebanggaan dan kesombongan. Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang lama. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, lalu mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi untuk kedua kalinya. Sedangkan iblis tetap saja berdiri tegak dan memalingkan muka dari para malaikat yang sedang sujud. Dia tidak ingin mengikuti mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas kecongkakannya. Sejak saat itulah, perangai asli iblis menjungkalkannya dari surga. Iblis terusir dari langit dan mendeklarasikan diri sebagai musuh Allah SWT yang akan sangat gigih menyesatkan keturunan Adam.
Seusai membaca kisah di atas, barangkali kita perlu mawas diri adakah bibit perangai keiblisan dalam diri kita. Ketika kita sempat tersibukkan oleh tugas, posisi, atau―redaksi ngarobiyah-nya―amanah.
Apakah amanah yang pernah kita dapati menambah sikap kehati-hatian, kerendahan diri, dan kesopanan kita terhadap orang lain. Ataukah justru amanah itu semakin meninggikan hati, menyombongkan diri, dan menajamkan lisan kita kepada orang lain. Nauzubillah, jika ternyata ada secuil perangai iblis yang terpelihara dalam diri kita, sehingga amanah tidak membuat kita lebih mengistighfari diri, tetapi malah membuat orang istighfar terus-menerus atas keserapahan sikap kita. Astaghfirullah Wallahu a'lam bishawab.
0 Response to "Iblis: Terjungkal Akibat Alpa Evaluasi Diri"
Post a Comment