Membaca Itu "Candu"
Friday, October 6, 2017
Add Comment
Meminjam judul buku terkenalnya Roem Topatimasang dengan buku yang sampai dicetak berulang-ulang dan booming pada zamannya. “Sekolah itu Candu” saya akan mengurai budaya baca yang sangat berbahaya. “Membaca itu Candu”. tapi ini akan beda dengan bahaya berita HOAKS yang sering diberitakan dan berujung dijeruji besi atau paling ringan nyinyiran netizen.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca memiliki pengertian ; melihat serta memahai isi dari apa yang tertulis. Itu artinya membaca adalah aktivitas memahami sesuatu dari sebuah tulisan. Misal membaca Biografi Gusdur akan memberikan informasi tentang siapa gusdur. Membaca buku Theologi Pembebasanya Asghar Ali engineer akan membuat kita faham bagaimana pemikiran Ali Asghar tentang arti pembebasan menurut Ali.
Apa yang istimewa dari membaca ; pertama ; dengan membaca seseorang akan mendapatkan informasi dari yang awalnya tidak mengetahui manjadi tahu. Bila membaca ini dilakukan terus menerus maka orang akan menjadi update dengan informasi, bahkan berdampak pada perubahan pola pikir. Dari yang awalnya terbelakang menjadi llebih maju, dari yang “ndeso” menjadi “ndeso banget” .
Kedua ; membaca akan merubah prilaku, dari yang suka menjustifikasi dan memfonis menjadi lebih bijak. Sebab dengan membaca seseorang akan memiliki pandangan yang luas dan prilaku yang bijak.
Ketiga; dengan membaca seseorang akan semakin penasaran dengan pengetahuan dan informasi, bahkan menjadi “candu” pengetahuan, menjadi tidak terbatas dan meluas. Dari satu buku seseorang akan membutuhkan buku lain sebagai penunjang. Orang yang membaca buku “Jaringan Islam Liberal” akan membutuhkan dan melengkapinya dengan buku lain seperti buku “Teologi Pembebasan” Asghar Ali engineer dan buku lainya.
Maka berhati-hatilah dengan budaya “membaca” sebab dengan membaca dalam sejarahnya akan menjadikan pemberontakan besar bangsa Indonesia atas Belanda. Dengan membaca akan menjadikan “Candu” dan terus demikian.
Melihat dan mengikuti dimedia Sosial Mas Sugeng Hariyono dengan Motor Pustakanya, Rohman dengan “Cendol Pustakanya” nampaknya mereka adalah penyebar candu untuk lampung maju dan Indonesia Jaya.
Selamat Membaca dan Semoga Menjadi Candu.
Penulis: Wahid Imam Rifa'i
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca memiliki pengertian ; melihat serta memahai isi dari apa yang tertulis. Itu artinya membaca adalah aktivitas memahami sesuatu dari sebuah tulisan. Misal membaca Biografi Gusdur akan memberikan informasi tentang siapa gusdur. Membaca buku Theologi Pembebasanya Asghar Ali engineer akan membuat kita faham bagaimana pemikiran Ali Asghar tentang arti pembebasan menurut Ali.
Apa yang istimewa dari membaca ; pertama ; dengan membaca seseorang akan mendapatkan informasi dari yang awalnya tidak mengetahui manjadi tahu. Bila membaca ini dilakukan terus menerus maka orang akan menjadi update dengan informasi, bahkan berdampak pada perubahan pola pikir. Dari yang awalnya terbelakang menjadi llebih maju, dari yang “ndeso” menjadi “ndeso banget” .
Kedua ; membaca akan merubah prilaku, dari yang suka menjustifikasi dan memfonis menjadi lebih bijak. Sebab dengan membaca seseorang akan memiliki pandangan yang luas dan prilaku yang bijak.
Ketiga; dengan membaca seseorang akan semakin penasaran dengan pengetahuan dan informasi, bahkan menjadi “candu” pengetahuan, menjadi tidak terbatas dan meluas. Dari satu buku seseorang akan membutuhkan buku lain sebagai penunjang. Orang yang membaca buku “Jaringan Islam Liberal” akan membutuhkan dan melengkapinya dengan buku lain seperti buku “Teologi Pembebasan” Asghar Ali engineer dan buku lainya.
Maka berhati-hatilah dengan budaya “membaca” sebab dengan membaca dalam sejarahnya akan menjadikan pemberontakan besar bangsa Indonesia atas Belanda. Dengan membaca akan menjadikan “Candu” dan terus demikian.
Melihat dan mengikuti dimedia Sosial Mas Sugeng Hariyono dengan Motor Pustakanya, Rohman dengan “Cendol Pustakanya” nampaknya mereka adalah penyebar candu untuk lampung maju dan Indonesia Jaya.
Selamat Membaca dan Semoga Menjadi Candu.
Penulis: Wahid Imam Rifa'i
0 Response to "Membaca Itu "Candu""
Post a Comment